Januari 2020
Waktu begitu cepat berlalu. Menggulirkan masa memainkan cerita. Kadang indah dan terlihat mudah. Namun tak jarang suram dan merumitkan. Cintaku kepadamu entah apa maknanya. Kadang menggelora seakan tak sanggup tanpanya. Namun kadang hilang begitu saja.
Ya mungkin itu sepenggal puisi yang dulu pernah aku buat untuk dia.cinta pertamaku. Saat aku duduk di bangku SMP. dan masih banyak bait puisi yang menumpuk aku ciptakan untuk dia. Ya.. untuk dia. Setiap pagi ku geletak kan buku puisiku diatas meja. Berharap dia selalu membacanya. Lalu ia mengambil pena. Menuliskan namaku. Itu saja sudah cukup membuatku bahagia. Waktu berjalan.. rasa itu selalu ada. Beranjak ke masa putih abu2. Sesekali aku menitipkan salam lewat teman baikku. Lalu ia membalas dengan mengirimkan pesan singkat untukku. Seketika aku bahagia tak terhingga.
Tahun tahun berlalu.. kuliah.. kerja.. dan menua. Entah mungkin ak yang menang belum beruntung. Atau Tuhan sedang menyiapkan yg terbaik untukku. 15th berlalu, kami bertemu kembali di usia 28th dengan status single. Disaat semua teman kami sudah berkeluarga. Kami seperti orang kehilangan arah.. lucu memang. Bertemu dalam rangka apa..? teman? Ya mungkin sampai kapanpun kau hanya menganggap ku sbg teman.
Aku sudah cukup kecewa. Bertubi-tubi menerima penolakan darinya. Sejak ia katakan ia menyukai wanita itu. Sudah kuputuskan. Aku terlalu berharga. Sedemikian rupa ak jelaskan. Waktu berlalu begitu lama. Waktu mengubahku,naluri berlari dariku. Namun sejauh aku melangkah. Akan kulakukan jika bisa bersamamu. Untuk kedua kalinya saat ku katakan, perasaan ku masih selalu ada. Katamu ak bisa dapatkan yang lebih. Maka detik itu jg ak berjanji, ak akan mendapatkan yg lebih dari mu.
Kini kau datang. Entah membawa cerita baru atau rasa yang lama. Sungguh,aku sudah kubur dalam-dalam rasa itu.
Semoga kita bahagia dijalan masing-masing.
Untukmu cinta pertama ku.
Yang mungkin tidak pernah bisa ku miliki.