Monday, September 16, 2019

Dear Allah

28 tahun berlalu. Benar kata orang. Hidup seperti menumpang minum. Beginikah rasanya menua.. aku merindukan masa kecilku. Dimana semua masih begitu indah. Tanpa ada kecanggihan teknologi. Real dan tumbuh sebagai mana mestinya. Dengan mainan tradisional yang kental pada masanya. Beramai ramai dengan teman sebaya. Waktu terus berlalu.. tumbuh remaja dan dewasa.. ak sudah pernah menulis sebelumnya tentang perjalanan hidupku yg mungkin tidak terlalu berwarna bahkan mungkin terlalu banyak merana. Tapi kali ini aku akan mengingat kembali. Seseorang satu persatu beranjak melanjutkan hidupnya. Bahagia bersama belahan jiwanya dan melahirkan cinta. Tapi ironisnya aku justru merasa kehilangan. Orang yang dulu aku cinta silih berganti meninggalkan ku. Sahabat satu persatu bahagia dengan jalan hidupnya. Hingga ibu telah pergi sebelum melihatku bahagia.. aku disini sendiri bahkan setiap akhir pekan tiba, selalu mencari cara untuk bahagia. Teman tak ada apalagi cinta..

Tuhan. Saat ini hanya Engkau yang aku punya. Ak hidup atas kekuatan yang Engkau berikan. maaf jika ak hanya datang disaat aku merasa payah. Maaf jika aku meminta dan memohon dikala aku merasa buntu. Tetapi aku yakin Engkau mencintai semua hambaMu. Bahkan yang melupakan Mu pun selalu engkau beri kenikmatan. Aku sudah pernah terjatuh dua tahun yang lalu. Ak merangkak dan menangis berlutut mengiba kepada Mu. Lalu Engkau berikan ak keajaiban keajaiban yang tak pernah ak dapatkan sebelumnya. Saat itu ak payah. Cinta hilang.. teman hilang. Harta hilang.. ak tak punya apa-apa.. Hanya Engkau yang menolong hamba.

Kini aku merasakan kembali. Kau beri hamba nikmat sehat dan uang. Tapi hatiku kosong.. pergi sejauh kaki melangkah, hampa masih dirasa. Rupanya kebahagiaan bukan terletak pada tempat. Bukan pula karena harta.jika hingga detik ini doa hamba masih belum terkabul jua. Maka yang aku harapkan hanya berikan hamba kekuatan dan keyakinan. Tak peduli berapa kali hamba harus  menangis setiap kali aku sembahyang kepada Mu.tak peduli entah sampai kapan Engkau akan melepaskan satu persatu doa hamba. Tapi tolong berikan selalu hamba kekuatan dan keyakinan. Bahwa Engkau akan memberi yang terbaik untuk hamba. Maafkan juga jika doa hamba terkadang penuh paksaan. Seakan mendikte dan tahu apa yang terbaik untuk hamba. Maafkan jika kadang hamba merasa lelah. Merasa semua ini tak adil. Maafkan jika hamba kerap merasa semua jalan tertutup. Sekeras apapun aku berusaha, merasa selalu gagal. Mungkin yang terakhir tinggal lah ikhlas dan terus berdoa. Hingga Engkau memberikan keajaiban-keajaiban. Dan yang terkahir, mungkin ak bukanlah hamba Mu yang baik. Yang bisa menghafal semua kitabMu. Yang ku punya hanya cinta yang sederhana. Maka terima lah ibadah hamba sebagai bentuk terimakasih ku atas semua nikmat yang tak terhitung setiap waktu.

Dariku,
Hamba Mu yang penuh dosa.
Tapi Ampunan Mu lebih luas dari samudra..

No comments:

Post a Comment